jangan pernah mencintai seseorang karena kesamaan yang ada pada dirimu, karena itu sama saja mencintai dirimu sendiri.
Minggu, 22 Mei 2011
HAMPA
sesaat sebelum malam datang
dan hujan baru saja menjatuhkan tetesan terakhirnya di bumi
mentari berselimut malu awan keemasan
yang perlahan tenggelam meninggalkan kebekuan
aku terus mencari jalan pulang
tempat hati dan pikiran bertaut
dimana jiwa dan perasaan
memiliki alasan untuk merasa tenang
perlahan ..
kulangkahkan kaki menjauhi matahari
menarik udara senja
hingga penuh rasa di dada
entah apa yang terpikirkan saat ini
karena jika aku adalah gelas
maka..
kudapati isinya adalah kehampaan
sesaat sebelum malam datang
dan hujan baru saja menjatuhkan tetesan terakhirnya di bumi
mentari berselimut malu awan keemasan
yang perlahan tenggelam meninggalkan kebekuan
aku terus mencari jalan pulang
tempat hati dan pikiran bertaut
dimana jiwa dan perasaan
memiliki alasan untuk merasa tenang
perlahan ..
kulangkahkan kaki menjauhi matahari
menarik udara senja
hingga penuh rasa di dada
entah apa yang terpikirkan saat ini
karena jika aku adalah gelas
maka..
kudapati isinya adalah kehampaan
hari ini masih seperti kemarin..
amoral semakin sadis
sadar namun apatis
tidak ada yang hiperbolis
semuanya hanya ironis
dirimu adalah candu
seperti hilang semua tabu
walau argumentasi tak pernah bersatu
tapi aku tidak pernah jemu
semakin meredup hipokrasi
mengatup melawan asumsi-asumsi
imajinasi hanya menjadi sebuah improvisasi
blur khas seperti ilusi
harkat diri semakin terinjak
oleh paradigma yang menghentak
tak ada asa untuk berontak
kelu seperti getir yang belum terkuak
aksioma-aksioma yang menjadi beban
memenuhi lubang di sela-sela kehidupan
berharap ini hanyalah sebuah khayalan
kendati berada pada kenyataan
amoral semakin sadis
sadar namun apatis
tidak ada yang hiperbolis
semuanya hanya ironis
dirimu adalah candu
seperti hilang semua tabu
walau argumentasi tak pernah bersatu
tapi aku tidak pernah jemu
semakin meredup hipokrasi
mengatup melawan asumsi-asumsi
imajinasi hanya menjadi sebuah improvisasi
blur khas seperti ilusi
harkat diri semakin terinjak
oleh paradigma yang menghentak
tak ada asa untuk berontak
kelu seperti getir yang belum terkuak
aksioma-aksioma yang menjadi beban
memenuhi lubang di sela-sela kehidupan
berharap ini hanyalah sebuah khayalan
kendati berada pada kenyataan
Langganan:
Postingan (Atom)